SISI 1
SISI 2
Keris ini mempunyai ukuran dan berat yang prosional.
Kelengkapan keris masih bagus karena pemilik sebelumnya seorang kolektor yang sangat merawat koleksi2 senjatanya.
Keris ini dikatakan pemilik sebelumnya sebagai keris tangguh Hamengkubuwono V (HB V)
KETERANGAN KERIS
Kategori : Keris Lurus
Dhapur : Sinom
Pamor : Wos Wutah
Tangguh : HB V (1822 - 1855)
DIMENSI -/+ :
- Panjang bilah : 34cm
- Lebar ganja keris : 8,5cm
- Lebar bilah bagian tengah : 2cm
- Tebal bilah dari ujung kepangkal : 2mm - 11mm
- Panjang pesi : 3,5cm
KELENGKAPAN :
- Warangka terbuat dari kayu timaha motif timaha sembur
- Hulu keris terbuat dari kayu tayuman
- Mendak terbuat dari perunggu
- Pendok terbuat dari bahan logam kuningan (brass)
KONDISI :
- Bilah keris masih tergolong bilah keris tua yang utuh walau pesi terkorosi sehingga menyisakan panjang pesi -/+ 3cm an, aslinya saya menduga panjangnya 6cm an.
- Kelengkapan keris old made,, tapi entahlah apakah bawaan keris sejak awal dibikin atau sudah pernah diganti sebelumnya.
- Selebihnya silahkan lihat photo2 di atas dengan baik dan seksama. Salam
HARGA MAHAR : TERJUAL !
==================================================================
Keris Tangguh Yogyakarta Hamengkubuwono
Ciri khas keris Hamengkubuwono atau keris Ngayogyakarta itu prasaja dan mrabu. Sederhana, tidak
gemerlap akan tetapi berwibawa dan memancarkan sifat raja. Keris Tangguh
Yogyakarta atau Keris Tangguh Hamengkubuwono sering disebut dengan sebutan
keris HB, HB merupakan singkatan dari Hamengkubuwono.
Sumber lain juga
menyebutkan bahwa Tangguh Yogyakarta agak mirip dengan tangguh Majapahit.
Pasikutannya wingit dan prigel. Besinya lumer (halus rabaannya) dan berkesan
‘kering’, warnanya agak biru. Menancapnya pamor pada bilah pandes lan ngawat
(kokoh dan serupa kawat), sebagian pamor itu mrambut. Panjang bilahnya
berukuran sedang, makin ke atas makin ramping hingga berkesan meruncing. Luknya
tidak begitu rapat, Gandiknya miring dan agak pendek.
Hamengkubuwana atau
Hamengkubuwono atau Hamengku Buwono atau lengkapnya Ngarso Dalem Sampeyan Dalem
Ingkang Sinuhun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalogo
Ngabdurahman Sayiddin Panotogomo Khalifatullah adalah gelar bagi raja
Kesultanan Yogyakarta sebagai penerus Kerajaan Mataram Islam di Yogyakarta. Wangsa
Hamengkubuwana tercatat sebagai wangsa yang gigih memperjuangkan kemerdekaan
pada masa masing-masing, antara lain Hamengkubuwana I atau nama mudanya
Pangeran Mangkubumi, kemudian penerusnya yang salah satunya adalah ayah dari
Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro, yaitu Hamengkubuwana III. Salah satu
Raja yaitu Sri Sultan Hamengkubuwana IX pernah menjabat sebagai wakil presiden
Indonesia yang kedua.
Tentang
Keris Tangguh Yogyakarta Hamengkubuwono Dari HB I Sampai HB X
Keris
Tangguh Hamengkubuwono I – P. Mangkubumi ( 1755 – 1792 )
Tangguh keris yogyakarta
memiliki ciri khas tersendiri, seperti kita ketahui keraton yogyakarta sangat
dikenal baik di nusantara bahkan hingga manca negara. Ciri khas keris di
keraton yogyakarta semuanya hampir sama mulai dari hamengkubuwono 1 – hingga
sekarang. Kerisnya mirip dengan peninggalan kerajaan majapahit mempunyai
pasikutan yang wingit dan prigel, besi keris ini lumer sehingga saat diraba
terasa lebut dan juga terlihat kering. Memiliki warna agak kebiruan, rata-rata
memiliki panjang bilah yang sedang. Ukuran bilahnya semakin keatas semakin
lancip atau ramping. Salah satu keris yang terkenal birawa, gutuk api, gajah
manglar dan kangjeng kyai, keris ini masih dapat disaksikan dikraton yogyakarta
yang masih tersimpan rapi dan terawat.
Keris
Tangguh Hamengku Buwono II – Sultan Sepuh ( 1792 – 1810 )
Pada jaman sultan hameng
kubuwono II juga memiliki beberapa keris atau pusaka, salah satu keris yang
menjadi pusakanya adalah harja mulya, kangjeng kyai. Hingga saat ini keris ini
masih tersimpan di keraton jogjakarta, dan mempunyai beberapa ciri khas
diantaranya memiliki dapur yang cengkrong, warangkanya terbuat dari jenis kayu
timoho, dan yang menjadi nilai termahalnya adalah pondok blewahannya yang
terbuat dari logam mulia yaitu emas dan memiliki ukuran dengan bahan baku
gading. Sejarah keris ini pemberian dari kangjeng gubermen keteka itu posisi
sultan hameng kubuwono masih menjadi tawanan di penang. Bukan hanya itu
sebebenarnya masih banyak keris-keris yang dibuat pada masa kepemimpinan sultan
hameng kubuwono II, seperti lindri, kangjeng kyai.
Keris
Tangguh Hamengku Buwono III ( 1810 – 1814 )
Selanjutnya pada jaman
sultan hameng kubuwono III juga ada beberapa keris atau pusaka yang sering
dijadikan senjata atau benda yang sakti atau berkeramat. Di jaman sultan hameng
kubuwono III salah satu keris atau pusaka yang terkenal adalah Gada wahana,
keris ini mempunyai ciri mempunyai dapur gada dipenuhi dengan hiasan-hiasan
mahal yaitu hiasan sinarasah emas. Sejarah keris ini adalah ketika sultan
bertemu dengan seorang pendeta yang berasal dari pratiwagung yang kemudian
memberikan keris gada wahana ini kepada sultan hameng kubuwono III. Setelah itu
sultan menerimanya dan menjadi salah satu pusakan yang mungkin paling tersohor
atau terkenal dimasa kepemimpinannya. Dan sampai sekarang masih dapat anda
temui dikeraton jogjakarta.
Keris
Tangguh Hameng Kubuwono IV ( 1814 – 1822 )
Pada jaman sultan hameng
kubuwono IV banyak sekali empu-empu yang membuat pusaka-pusaka terutama keris
atau sering disebut tangguh, walaupun demikian dimasa kepemimpinannya juga
masih melesatarikan atau merawat keris-keris atau pusaka yang menjadi peninggalan-peninggalan
sultan hameng kubuwono sebelumya, mulai dari hameng kubuwono satu hingga hameng
kubuwono IV. Dan semua keris tersebut selalu tersimpan di kerajaan atau yang
kita sebut sebagai keraton yogyakarta. Dan pada masa sultan hameng kubuwono IV
pembuatan pusaka-pusaka masih berlanjut dan masih menggukan keaslian ciri khas
tangguh kerajaan yogyakarta. Dan hingga saat ini hampir masyarakat jogja
ataupun sekitarnya menggangap keris sebagai pusaka yang mempunyai nilai seni
yang tinggi.
Keris
Tangguh Hamengkubuwono V ( 1822 – 1855 )
Di era kepemimpinan sultan
hameng kubuwono V juga banyak empu-empu yang memproduksi keris sebagi salah
satu pusaka yang bernilai tinggi. Diantaranya ada panji harjamanik, kangjeng
kyai. Dan juga ada panungkup kangjeng kyai.mulai dari panji harjamanik disini
memiliki ciri yang sangat unik dimana tangguh ini memiliki dapur pendawa
paniwen dimana nama ini tidak ada dalam pakem dapur keris, warangka yang
terbuat dari kayu timoho dan mempunyai pendok berbahan emas, keris ini dibuat oleh
empu mangkudahana. Selanjutnya untuk keris panungkup kangjeng kyai memiliki
ciri khas berdapur sempana dan dengan luk sinarasah. Keris panungkup dibuat
oleh empu lurah supa dijaman Sultan Hamengkubuwono V.
Keris
Tangguh Hamengkubuwono VI ( 1855 – 1877 )
Pada jaman kepemimpinan
sultan hameng kubuwono VI ini banyak juga empu-empu keris yang telah
menciptakan atau membuat banyak keris, keris – keris atau tangguh tersebut di
buat untuk keluarga kerajaan. Dimana seperti kita ketahui jika keris duah
menjadi bagian keluarga warga atau masyarakat jawa khususnya di keraton
jogjakarta. Karya seni keris yang dibuta juga ada berbagai macam, mulai dari
tampilan seperti luk, gandhik, pamornya pun mempunyai ciri khas
sendiri-sendiri. Walaupun semua janis tangguh di keraton jogjakarta hampir
memiliki kesamaan, dan yang pasti keris-keris ini akan diwariskan ke
keturan-keturunan ataupun keluarga kerajaan atau keraton sehingga pusaka yang
sakral ini dapat dilihat oleh anak cucu mereka walaupun sang pemilik keris atau
tangguh dan juga empunya sudah tiada beratus-ratus tahun lalu.
Keris
Tangguh Hamengkubuwono VII ( 1877 – 1921 )
Hamengkubuwuno VII, juga
memiliki keris atau tangguh keris yang memiliki ciri khas namun tidak serta
merta berbeda dengan tangguh keris yang menjadi ciri khas tangguh keraton
yogyakarta, hampir sumua jenis tangguh di keraton selalu sama mulai dari bilah,
luknya pamor hingga kegandhiknya. Setiap pangeran atau di keraton yogjakarta
sering disebut sultan hameng kubuwono dimana jabatan ini adalah jabatan
tertinggi di kerajaan tersebut. Keris-keris peninggalan hameng kubuwono 1
sampai ke- 6 masih tersimpan rapi. Dan pada moment- moment tertentu keris-keris
ini atau tangguh-tangguh yang ada di keratony ogjakarta selalu dimandikan.
Tujuannya agar keris tepat terjaga keasliannya. Dan bukan hanya itu saja
keris-keris ini di bersihkan memalui beberapa riual-ritual khusus yang
dilakukan dikeraton ataupun dareah-daerah yang menjadi wilayah keraton.
Keris
Tangguh Hamengkubuwono VIII ( 1921 – 1939 )
Hamengkubuwono VIII
menjadi seorang sultan dengan cerita yang sangat panjang, mulai dari
saudaranya-saudaranya yang diangkat menjadi putera mahkota namun dengan
beberapa alasan mereka dibatalkan seperti dikarenakan sakit, hingga kondosi
kesehatan yang tidak memungkinkan. Pada era hamung kubuwono VII juga masih sama
banyak empu-empu keris yang hidup diwilayah atau area kerajaan yang ditugaskan
untuk membuat keris, dan setiap keris memiliki makna tersendiri baik secara
kehidupan ataupun secara budaya yang ada di keraton yogyakarta. Hal ini
menunjukan bahwa keris atau pusaka-pusaka lain yang ada di keraton yogyakarta
merupakan simbol kekuatan dan juga simbol untuk melestarikan budaya yang ada di
keraton tersebut.
Keris
Tangguh Hamengkubuwono IX ( 1939 – 1990 )
Hamengkubuwono IX yang
menjadi penerus dari sultan hamengku buwono VIII dan menjadi putera mahkota
keraton yogyakarta. Pada era kepemimpinannya banyak sekali cerita-cerita
menarik mulai dari peristiwa kemerdekaan indonesia, selain itu juga mulai dari
pusaka-pusaka yang dibuat di era kepemimpinannya. Pusaka-pusaka tersebut lebih
banyak didominasi dengan tangguh keris, sehingga pastinya regenerasi para
empu-empu dikerajaan tersebut selalu ada. Setiap pusaka yang dibuat selalu
mengandung makna selain itu juga banyak keris yang dibuat hanya untuk sebagai
hiasan saja namun tidak dijadikan senjata. Keris-kerisnya memiliki macam ciri
yang sama persis dengan ciri-ciri tangguh yogyakarta. Karena ini memang sudah
menjadi standart dalam pembuatan keris, karena ini akan menjadi icon dari
keraton kedepannya.
Keris
Tangguh Hamengkubuwono X ( 1990 – Sampai Sekarang )
Sri Sultan Hamengkubuwono
X adalah penerus dari Hamengkubowono satu hingga sembilan, dan kita masih bisa
menyaksikannya dikeraton yogyakarta. Bahkan kita juga bisa bertanya-tanya
dengan sultan mengenai keraton misalnya keris-keris atau pusaka yang ada di
keraton tersebut. Pada era Sri Sultan Hamengkubuwono X banyak orang yang baru
paham bahwa sistem pemerintahan di provinsi Yogyakarta adalah sistem kerajaan
yang setara dengan gubernur diprovinsi-provinsi lainnya. Kita juga bisa
menyaksikan ritual-ritual tahunan yang diadakan oleh keraton Yogyakarta seperti
memandikan keris2 & pusaka peninggalan kerajaan di era kepemimpinan mulai
dari Sultan Hamengkubuwono satu hingga sembilan. Semua keris tersebut masih
tersimpan rapi dan asli.
Sumber Artikel : http://pusakakeris.com/keris-tangguh-yogyakarta-hamengkubuwono/
No comments:
Post a Comment