Selain keris, tombak, parang atau benda-benda pusaka sejenisnya, masyarakat Kalsel zaman dulu akrab dengan dengan senjata yang satu ini, Cemati.
Tahulah Pian, senjata yang satu ini bukan termasuk dalam golongan senjata tajam. Cemati masih tergolong benda tumpul.
Lantaran bahan yang digunakan dalam pembuatannya umumnya terbuat dari kayu.
Tampilan atau bentuknya juga sangat sederhana. Ada yang berbentuk tongkat komando, ujung tasbih, dan sebagainya.
Demikian pula dengan ukurannya, tidak ada patokan. Senyaman pemilik atau penggunanya.
Lalu, bagaimana bisa disebut sebagai senjata? Ternyata itu terletak pada kegunaan serta khasiatnya sebagai piranti keselamatan diri.
Konon, ketika dipukulkan ke tubuh manusia, yang terkena akan langsung lumpuh. Apabila dipukulkan ke kepala, akan menjadi gila.
Cemati juga bisa menjadi sarana pengusir makhluk gaib yang jahat, atau suka menganggu manusia.
Pada tahun 1999 lalu, tim peneliti dari Fakultas Syariah IAIN (sekarang UIN) Antasari Banjarmasin, mengeluarkan laporan hasil penelitian berjudul 'Jimat dalam Konsep Magis Masyarakat Banjar'.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa Cemati atau Cemeti berfungsi sebagai senjata untuk mempertahankan diri. Dibuat dengan menggunakan bahan dari kayu ulin.
Apakah hanya itu, rupanya tidak. Di tengah-tengah kayu, diberikan lubang untuk memasukkan rajah. Rajah yang dimasukkan umumnya berkhasiat untuk menghindarkan diri dari bahaya.
Untuk diketahui, rajah biasanya ditulis oleh ahli ilmu hikmah. Biasanya, berupa tulisan Arab, angka-angka, gambar, huruf-huruf tertentu atau simbol-simbol yang diketahui hanya oleh pembuatnya. Di Kalsel, Cemati umumnya dibuat oleh ulama.
Dari hasil laporan penelitian, juga disebutkan ukuran besar atau panjangnya Cemati bervariatif. Tergantung kemauan si pembuat atau pemilik nantinya. Apabila Cemati dipukulkan, yang terkena bisa celaka. Pohon pun misalnya, bila terkena, bisa langsung kering dan mati. Itu lantaran Cemati dianggap memiliki sifat panas.
Sebuah pantangan dalam penggunaannya, jangan dipukulkan pada sembarang benda atau sesuatu. Adapun untuk menyembuhkan orang yang terkena pukulan Cemati, dengan cara meminum air rendaman dari Cemati itu sendiri.
Berdasarkan informasi dari akun Instagram resmi Kesultanan Banjar, pemakaian Cemati secara sembarangan kepada benda atau sesuatu, menyakiti orang lain, selain mempertahankan diri, hanya akan membuat lemah khasiat Cemeti.
Sumber :
Tulisan : Wahyu Ramadhan https://www.google.com/amp/s/radarbanjarmasin.jawapos.com/tahulah-pian/amp/1974503774/tahulah-pian-cemati-punya-khasiat-melumpuhkan-lawan
No comments:
Post a Comment